Matahari di atas
kotaku sedang terik teriknya saat itu. Aku masih duduk di depan History1. Mata
masih sibuk membolak balik modul orange saat sekelompok gadis kelasku beranjak
masuk kedalam ruangan pengap itu. Bu Wulan yang baik itu sudah berjalan menuju
kelas. Membimbing siswa yang saat itu belum lulus ujiannya atau istilah
gampangnya remidi. Aku memutuskan untuk masuk dan mengambil posisi paling
belakang. Bukan bermaksud negative seperti yang dipikirkan kalian, aku hanya
mengikuti kata hati, bukan bermaksud apa apa.
Kutatap wajah wajah yang seolah tanpa dosa
disekitarku. “Penuh ya sama anak kelas kita.. Fiuh ngga ada hiburan nih”
ceritaku pada teman disebelahku. Mataku tertuju pada seorang gadis yang baru
pernah kulihat. Pandangannya menuju ke setiap sudut ruangan. Dia Nampak sedikit
kecewa saat tau, tak satupun teman sekelasnya yang ada disitu. Dia memilih
bangku paling belakang juga, satu bangku dari tempatku dudukku.
“Ini yang mengulang sama yang susulan
dipisah ya, yang susulan mana saja?” Ibu Wulan membuka cerita. Aku yang merasa,
refleks mengangkat tanganku, begitu pula dengan satu teman sekelas dan gadis di
bangku paling belakang itu. Tak ada yang istimewa, pikirku sederhana.
Soal mulai dibagikan, dan aku mulai
kesulitan mengisi kotak kotak TTS.nya. dia tepat didepanku duduk, bukan lagi
dibelakang sebangku dengan seorang teman sekelasku. “hey.. nomer 9 apa sih??
Aku lupa nih” tanyaku pada teman sekelasku sambil menggaruk garuk kepala. “ntar
dulu lah aku lagi ngerjain” pertanyaanku yang setengah berbisik dijawab dengan
suara yang lumayan keras. Gadis didepanku itu menoleh, kemudian tersenyum
padaku. Awalnya aku ragu, aku merasa tak mengenalnya. “nomer berapa” gadis itu
membuka pembicaraan. Aku semakin
bingung. Kenapa dia cepat sekali membaur? Padahal sekali lagi aku merasa tak
mengenalnya.
“nomer 9 sama 5” jawabku datar menerobos
matanya. Ia kemudian memberikan jawaban sesuai yang kuinginkan. Aku tersenyum
puas melihat hasil kerjaku yang penuh. Siang itupun berlalu, sekali lagi tanpa
membekas apa apa…
………………………………………….
Aku mulai bosan dengan rutinitasku sebagai
pemula di SMA. Mulai menginginkan kembali sesuatu yang dulu pernah aku rasakan,
dan aku ingin kali ini rasa itu lebih kuat. Ya.. aku menginginkan rasa yang
sama tapi orang berbeda. Aku ingin Cinta yang baru, bukan yang lalu yang terus
membayangiku. Aku mulai teringat Gadis di bangku paling belakang itu. “menarik
juga, cocok lah sama aku” aku menghayal. Aku mulai gencar mencari informasi tentangnya. Kini ku tahu
namanya Arara, dan sekarang dia adalah pacarku sejak 4bulan lalu.