Saturday, May 12, 2012

Membekas Sejarah


Matahari di atas kotaku sedang terik teriknya saat itu. Aku masih duduk di depan History1. Mata masih sibuk membolak balik modul orange saat sekelompok gadis kelasku beranjak masuk kedalam ruangan pengap itu. Bu Wulan yang baik itu sudah berjalan menuju kelas. Membimbing siswa yang saat itu belum lulus ujiannya atau istilah gampangnya remidi. Aku memutuskan untuk masuk dan mengambil posisi paling belakang. Bukan bermaksud negative seperti yang dipikirkan kalian, aku hanya mengikuti kata hati, bukan bermaksud apa apa.
Kutatap wajah wajah yang seolah tanpa dosa disekitarku. “Penuh ya sama anak kelas kita.. Fiuh ngga ada hiburan nih” ceritaku pada teman disebelahku. Mataku tertuju pada seorang gadis yang baru pernah kulihat. Pandangannya menuju ke setiap sudut ruangan. Dia Nampak sedikit kecewa saat tau, tak satupun teman sekelasnya yang ada disitu. Dia memilih bangku paling belakang juga, satu bangku dari tempatku dudukku.
“Ini yang mengulang sama yang susulan dipisah ya, yang susulan mana saja?” Ibu Wulan membuka cerita. Aku yang merasa, refleks mengangkat tanganku, begitu pula dengan satu teman sekelas dan gadis di bangku paling belakang itu. Tak ada yang istimewa, pikirku sederhana.
Soal mulai dibagikan, dan aku mulai kesulitan mengisi kotak kotak TTS.nya. dia tepat didepanku duduk, bukan lagi dibelakang sebangku dengan seorang teman sekelasku. “hey.. nomer 9 apa sih?? Aku lupa nih” tanyaku pada teman sekelasku sambil menggaruk garuk kepala. “ntar dulu lah aku lagi ngerjain” pertanyaanku yang setengah berbisik dijawab dengan suara yang lumayan keras. Gadis didepanku itu menoleh, kemudian tersenyum padaku. Awalnya aku ragu, aku merasa tak mengenalnya. “nomer berapa” gadis itu membuka pembicaraan.  Aku semakin bingung. Kenapa dia cepat sekali membaur? Padahal sekali lagi aku merasa tak mengenalnya.
“nomer 9 sama 5” jawabku datar menerobos matanya. Ia kemudian memberikan jawaban sesuai yang kuinginkan. Aku tersenyum puas melihat hasil kerjaku yang penuh. Siang itupun berlalu, sekali lagi tanpa membekas apa apa…
………………………………………….
Aku mulai bosan dengan rutinitasku sebagai pemula di SMA. Mulai menginginkan kembali sesuatu yang dulu pernah aku rasakan, dan aku ingin kali ini rasa itu lebih kuat. Ya.. aku menginginkan rasa yang sama tapi orang berbeda. Aku ingin Cinta yang baru, bukan yang lalu yang terus membayangiku. Aku mulai teringat Gadis di bangku paling belakang itu. “menarik juga, cocok lah sama aku” aku menghayal. Aku mulai gencar  mencari informasi tentangnya. Kini ku tahu namanya Arara, dan sekarang dia adalah pacarku sejak 4bulan lalu.