KARYA TULIS ILMIAH
COMBRANG SI PENYAPU
(Kecombrang
Si Penyebab Nyamuk Mampus)
Disusun
Oleh :
Nama : FIANA INDRASARI
NIS :
15642
Kelas : X -8
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN PURBALINGGA
SMA
NEGERI I PURBALINGGA
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
|
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
berjudul “Combrang Si Penyapu”, sebagai salah satu tugas Biologi materi
Karya Ilmiah.
Terimakasih penulis
panjatkan kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi dukungan serta
semangat sehinnga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Penulis
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis tidak menutup diri
terhadap saran, kritik atau masukan yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Dengan
segala keterbatasannya, penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Purbalingga, Desember 2012
Penulis
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ................................................................ 1
B.
Tujuan Penulisan ............................................................ 1
C.
Rumusan Masalah .......................................................... 2
D.
Metode Pengumpulan Data ............................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 3
BAB III PAPARAN DATA ............................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan .......................................................................... 13
B.
Saran .............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada musim hujan yang tidak menentu seperti sekarang ini sangat rentan
berbagai penyakit menyerang, seperti penyakit demam berdarah, malaria, maupun
penyakit lain yang mudah mewabah. Salah satu media penularan yaitu melalui
nyamuk.
Saat ini, telah banyak beredar obat pembasmi nyamuk di masyarakat.
Disadari atau tidak hal ini menumbuhkan ketergantungan manusia pada obat
pembasmi nyamuk yang belum tentu tejamin kualitasnya. Sebagian besar produsen
obat pembasmi nyamuk memasukan bahan-bahan kimia ke dalam obat produksinya
untuk menciptakan aroma, warna ataupun tekstur yang sesuai untuk menarik minat
masyarakat.
Pemakaian obat nyamuk instan yang mengandung bahan kimia secara terus
menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit kulit, gangguan
pernafasan, bahkan kanker. Penggunaan bahan alami alternatif untuk membasmi
nyamuk sangat diperlukan. Di Indonesia, terdapat beberapa bahan-bahan alami
yang dapat mengusir nyamuk, salah satunya Kecombrang. Akan tetapi pemanfaatanya
masih kurang. Padahal penggunaan bahan alami ini lebih aman bagi kesehatan
selain itu juga mudah didapat dan harganya terjangkau.
B. Tujuan Penulisan
1.
Memanfaatkan kecombrang sebagai tanaman pengusir nyamuk alami.
2.
Menguji efektifitas Kecombrang sebagai tanaman pengusir nyamuk.
3.
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah kecombrang dapat digunakan untuk
mengusir nyamuk?
2. Bagaiman cara memanfaatkan kecombrang sebagai tanaman pengusir
nyamuk?
D. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Ilmiah ini adalah metode
eksperimen dan pengumpulan data.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Nyamuk
Tidak bisa dipungkiri bahwa hewan mungil penghisap darah
manusia yang dikenal dengan nama nyamuk itu cukup meresahkan manusia. Gigitan
nyamuk membuat gatal dan merah kulit kita, bahkan gigitan nyamuk spesies
tertentu bisa menyebabkan kita sakit.
Nyamuk
|
|||
Alam:
|
|||
Kelas:
|
|||
Ordo:
|
|||
Culicidae
|
|||
Nyamuk
adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles,
Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan
Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700
spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam
kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.
Dalam bahasa
Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata
dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang
berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun
1583. Di Britania Raya nyamuk
dikenal sebagai gnats.
Pada nyamuk
betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang
untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga
reptilia dan amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk
betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk
terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak
mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk
mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk
betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit
nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak
pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik
nyamuk yang lain.
Nyamuk
mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo
tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk
betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada
hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina
makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya.
Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk
berkembang.
Fase perkembangan
nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk
biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat
ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah
perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. Setelah
tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu
panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok
maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling
berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.
Selesai itu,
telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini,
inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar
dari telurnya semua dalam waktu yang hampir sama. Sampai siklus pertumbuhan ini
selesai secara keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali.
Selesai
berganti kulit, nyamuk
berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase
ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum
pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu
digunakan untuk alat pernafasan.
Nyamuk dalam
kepompong pupa yang cukup dewasa
dan siap terbang dengan semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada,
sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu
kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul
ini adalah tingkat yang paling membahayakan.
Nyamuk harus
keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya yang
menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipis
dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk
penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam.
Culex
tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14
hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian
spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan.
Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas
berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat
pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk
thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan
mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies
lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomia hidup dalam
keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam
tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang
dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di
dalam sarang ketam sepanjang pesisir pantai.
Kebanyakan
kelompok nyamuk modern tidak lagi bergantung kepada racun serangga berbahaya
tetapi menjurus kepada organisme khusus yang
memakan nyamuk, atau menjangkiti mereka dengan penyakit yang membunuh mereka.
Hal-hal seperti itu bisa terjadi walaupun di Kawasan Perlindungan, seperti
"Forsyth refuge" dan Seaview Marriott Golf Resort, di mana
sekawanan nyamuk utama dilaksanakan dan dipantau menggunakan
"killifish" dan belut muda.
Kesannya di dokumen dengan menggunakan mikroskop maju bawah
air seperti ecoSCOPE.
Bagaimanapun, wabah penyakit bawaan nyamuk masih menyebabkan penyemburan dengan
bahan kimia yang kurang beracun dibandingkan yang digunakan pada masa lalu.
Capung, juga
dikenal sebagai elang nyamuk merupakan agen pengawal yang berkesan.
Larva capung (naiads) memakan jentik-jentik dalam penampungan air
sementara capung dewasa pula memburu dan memakan nyamuk dewasa, terutama nyamuk harimau asia yang
terbang pada waktu siang. Penyemburan nyamuk bisa memperburuk keadaan dan
meningkatkan populasi nyamuk dalam tempo jangka masa panjang sekiranya
penyemburan itu melenyapkan capung dan pemangsa almi yang lain.
Sebagian
nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa seperti malaria, penyakit filaria seperti kaki gajah, dan
penyakit bawaan virus seperti demam kuning, demam berdarah dengue, encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil Barat disebarkan
secara tidak sengaja ke Amerika Serikat pada tahun
1999 dan pada tahun 2003 telah merebak ke seluruh negara bagian di Amerika Serikat.
Pengusir
nyamuk biasanya mempunyai kandungan aktif berikut: DEET, sulingan
minyak Catnip - Nepetalactone, Citronella atau
sulingan minyak eucalyptus. Nyamuk selalu dapat
menemukan sasarannya dengan tepat karena mereka melihat dengan gerakan, panas
tubuh, dan bau tubuh. Sewaktu nyamuk hinggap di tubuh dia menempelkan mulutnya
yang mirip sedotan disebut juga probosis. Lalu terdapat pisau yang merobek
kulit kamu maju mundur, hingga menemukan urat darah, setelah itu baru darah
yang ada di hisap. Dalam prosesnya nyamuk juga mengeluarkan air liur yang
mengandung antikoagulan untuk mencegah darah yang dia hisap membeku. Proses ini
berlangsung cepat dan seolah-olah proses yang terjadi adalah nyamuk menusuk
tubuh padahal tidak begitu, nyamuk membedah kita seperti layaknya dokter bedah
yang cepat dan akurat. Setalah nyamuk kenyang dia akan mencabut probiosis dan
terbang. Air liur yang tertinggal di kulit kita akan merangsang tubuh layaknya
ada benda asing yang mengganggu, terjadilah proses yang dikenal dengan alergi, dan yang
terjadi adalah bentol-bentol dan gatal.
B. Kecombrang
Kecombrang
|
|||
Kerajaan:
|
|||
Divisi:
|
|||
Kelas:
|
|||
Ordo:
|
|||
Famili:
|
|||
Genus:
|
|||
Spesies:
|
E. elatior
|
||
Etlingera
elatior
(Jack) R.M. Smith |
|||
· Alpinia
elatior Jack (1822)
· Nicolaia
speciosa (Blume) Horan. (1862)
· Phaeomeria
speciosa (Blume) Merrill (1922)
|
|||
Kecombrang, kantan,
atau honje (Etlingera elatior) adalah sejenis tumbuhan rempah dan
merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya
dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah kincung (Medan),
kincuang dan sambuang (Minangkabau) serta siantan
(Malaya). Orang Thai menyebutnya
kaalaa.
Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias
pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan
tinggi mencapai 5 m.
Batang-batang semu bulat
gilig, membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan,
membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang
menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan
ketika masih muda. Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris,
berseling, di batang semu; helaian daun jorong lonjong, 20-90 cm × 10-20 cm,
dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi
bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik
halus dan rapat, hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika
muda.
Bunga dalam karangan
berbentuk gasing, bertangkai
panjang 0,5-2,5 m × 1,5-2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7-18 cm ×
1-7 cm, merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika
mekar. Kelopak bentuk tabung, panjang 3-3,5 cm, bertaju 3, terbelah. Mahkota
bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm. Labellum serupa sudip, sekitar 4
cm panjangnya, merah terang dengan tepian putih atau kuning
Buah berjejalan dalam
bongkol hampir bulat berdiameter 10-20 cm; masing-masing butir 2-2,5 cm
besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika
masak. Berbiji banyak,
coklat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau
kemerahan yang berasa masam.Kecombrang atau bunga honje
terutama dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di
Nusantara. Kuntum
bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat. Kecombrang
yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari pecel di daerah Banyumas. Di Pekalongan, kecombrang
yang diiris halus dijadikan campuran pembuatan megana, sejenis urap berbahan
dasar nangka muda. Di Malaysia dan Singapura, kecombrang
menjadi unsur penting dalam masakan laksa.
Di Tanah Karo, buah honje
muda disebut asam cekala. Kuncup
bunga serta "polong"nya menjadi bagian pokok dari sayur asam Karo; juga
menjadi peredam bau amis sewaktu memasak ikan. Masakan Batak populer, arsik ikan mas, juga
menggunakan asam cekala ini. Di Palabuhanratu, buah dan
bagian dalam pucuk honje sering digunakan sebagai campuran sambal untuk
menikmati ikan laut bakar.
Honje juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua
cara: menggosokkan langsung batang semu honje ke tubuh dan wajah atau dengan
mememarkan pelepah daun honje hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung
digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk
penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk campak.
Dari rimpangnya, orang-orang Sunda memperoleh bahan pewarna kuning. Pelepah daun yang menyatu menjadi batang semu, pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyaman; yaitu setelah diolah melalui pengeringan dan perendaman beberapa kali selama beberapa hari. Batang semu juga merupakan bahan dasar kertas yang cukup baik.
Dari rimpangnya, orang-orang Sunda memperoleh bahan pewarna kuning. Pelepah daun yang menyatu menjadi batang semu, pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyaman; yaitu setelah diolah melalui pengeringan dan perendaman beberapa kali selama beberapa hari. Batang semu juga merupakan bahan dasar kertas yang cukup baik.
BAB III
PAPARAN DATA
A. Alat Dan Bahan
a.
Bunga kecombrang
b.
Air
c.
Blender
d.
Penyaring
B.
Cara Kerja
a. Bunga Kecombrang yang sudah dibersihkan dipotong sesuai ukuran.
b. Dihaluskan menggunakan blender.
c. Ampas bunga kecombrang dicampur dengan air.
d. Diperas kemudian disaring.
e. Oleskan ekstrak kecombrang pada kulit untuk melindungi kulit dari nyamuk.
f. Gunakan seperlunya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kecombrang ternyata bisa digunakan untuk mengusir nyamuk. Dengan
menggunakan ekstrak bunga kecombrang, populasi nyamuk akan berkurang..
Kecombrang merupakan pengusir nyamuk alami yang tentunya aman bagi kesehatan
karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan terbukti ampuh mengusir
nyamuk.
B.
Pembahasan
Kecombrang tak hanya andal didapur sebagai sayuran pelengkap,bunga
kecombrang ternyata bisa juga dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk.nyamuk
cenderung tidak menyukai aroma yang menyengat dan khas seperti aroma yang
dimiliki kecombrang. Sehingga nyamuk akan menjauhi bunga kecombrang. Aromanya
yang mirip jeruk dan rasanya yang mirip jahe membuat tanaman ini efektif
sebagai bahan alami pengusir nyamuk.
BAB V
SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan
Kecombrang adalah salah satu bahan alami pengusir nyamuk. Bahan alami
ini tentunya aman bagi kesehatan karena tidak mengandung zat kimia. Di
Indonesia kecombrang mudah didapat sehingga pemanfaatanya sebagai tanaman
pengusir nyamuk lebih efektif dan efisien.
Hal ini juga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga diri dari bahan kimia yang terkandung dalam obat nyamuk instan
yang tidak sehat bahkan berbahaya.
B.
Saran
Masyarakan perlu
memaksimalkan pemanfaatan bahan bahan alami yang berguna karena akan
memberikan banyak dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan .Dengan
mengurangi penggunaan bahan bahan kimia
dalam berbagai produk juga memberikan kontribusi yang baik bagi lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Astawan,
Made. 2004. Sehat Bersama Aneka Serat Alami. Solo : Tiga Serangkai.
Hasilkebun.wordpress.com/2008/04/11
Manfaat
Kecombrang.
www.wikipedia Indonesia.org
www.google Indonesia.org
good...
ReplyDeletebgus bnget karya ilmiah kamu..ampuh loh bwt ngusir nyamuk..:) :)
wes, Fiana saiki Blogeran :v
ReplyDeleteRuti sudah coba? terimaksih. maaf blog jarang sekali di buka
ReplyDeletesejak 2011 im cuma jarang di buka