Tuesday, October 9, 2012
Rumus Kematian
Mataku terbang menerawang dan menembus batas batas alam. Mataku berkelana mencari rangkaian rangkaian peristiwa. Kini aku mencari jati diriku. Berkaca pada masalalu tentang lahirku. Aku harus bersiap dengan tameng baja untuk menyambut masa lalu. Yang mungkin akan membunuh dan menghancurkanku menjadi abu. Beterbangan tak bernilai. Menyatu dengan udara menuju kesempurnaan. Tapi apa aku dapat menuju kesempurnaan? Tempat yang paling indah menjadi dambaan?. Jika yang kulakukan di dunia ini adalah keterpaksaan. Yah.. berdoa supaya permintaan dikabulkan. Berteman hanya untuk keuntungan. Bekerja bukan karena tuhan. Bersedekah untuk menyenangkan hati orang.. berbaik hati di muka depan tapi justru menggunjing di belakang. Iya. Itu semua sifat sejatiku.
Tapi menurutku pilihan untuk hidup justru yang paling buruk. Mengumpulkan dosa dan membuat si putih berlumur hitam. Terutama diriku, dari luar semua yang aku lakukan adalah benar. Mereka terlalu memikirkan logika. Tak sempat memikirkan nuraniku yang sangat ingin didengar. Orang tuaku terlalu sibuk memecahkan rumus rumus dunia. Mereka ilmuwan hebat. Setidaknya menurut sebuah artikel di majalah “pasangan suis pemencah rumus kematian”. Iya dengan menghitung hitung segala kemungkinan antara X dan Y. Tapi bagiku tidak. Mereka tidak lebih dari robot yang dijalankan para penguasa. Iya setidaknya bagiku. Mereka adalah orang tua semu. Manusia dua belas jam yang merasuki nurani Ayah Ibuku.
Aku ingin pergi. Melepas semua termasuk jasadku dan menghinggapi kematian. Aku yakin itu lebih baik. Meninggalkan aku dan dunia buram ku. Mengepak sayap dan terbang bersama cinta seluruh malaikat. Ah.. sepertinya itu terlalu berlebihan. Bagaimana bisa akumencapai surga jika tak satupun raport baik yang bisa aku ajukan kepada Tuhan. Bahkan hanya akan menjadi komedi sederhana di surga. Menjadi hiburan bagi para malaikat yang kemudian akan menyuruhku pulang mengumpulkan amal.
Aku pulang, kembali bersama deritaku. Menceritakan persinggahanku di surga dan perkataan malaikat yang menusuk nusuk jantungku. Menguras isi kepalaku untuk mencari jawaban tercerdas. Mengungkap semua rumus logika di dunia. Termasuk rumus jitu tentang kematian “Mereka yang hidup adalah mereka yang akan mati pada saatnya. Memisah tubuh halus dan tubuh kasarnya, mencapai keabadian yang tak ditemukan di dunia. Tapi harus memilih antara surga dan neraka” kutambahkan penjelasan singkat dari otak kecilku.
Manusia yang jujur dan tak bahagia akan masuk ke surga, dan para pejabat dan orang-orang kaya seperti orang tuaku akan masuk neraka. Sebenarnya aku bingung tujuh keliling. Apa itu neraka dan apa itu surga tak pernah ku tahu sebelumnya. Sampai aku menjumpai tempat suci itu. Kulihat nama ustadz Rifai guru ngajiku semasa kecil tercantum di surga. Beliau orang baik pantas saja allah menjanjikannya tempat yang indah dengan 1000 malaikat bersayap putih. Aku berjalan menuju kiri. Melihat neraka dengan bara api yang menyala nyala. Disitu ada nama kedua orang tuaku. Aku bingung. Kemudian dengan pikiran polosku ingin kuambil dan kupindah kesurga. Tapi tak biasa, terlalu menancap kuat di sana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Titanium Wedding Ring - Titanium-Arts
ReplyDeleteCustom titanium meaning custom titanium wedding ring from titanium. 1xbet Custom Custom, ford fiesta titanium custom titanium gr 5 and babyliss pro nano titanium curling iron custom tailored in-house custom wedding rings. Enjoy wedding rings and