(Berubahlah menjadi laba-laba punggung
duri)
Kaki kaki kecilku berjalan menelusuri
jaring laba laba milik saudara sekelas dalam Arachnida namanya Araneus diadematus berasal dari subordo
yang sama denganku Araneomorphae. Karena hubungan kekrabatan yang dekat aku
tinggal bersamanya dalam satu rumah jaring. Ara adalah laba laba penenun, ia
senang sekali memperluas sarangnya. Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi
semuanya mampu menghasilkan benang sutera berupa helaian serat protein yang
tipis namun kuat dari kelenjar yang
terletak di bagian belakang tubuhnya biasa disebut spinneret.
Termasuk aku, namaku Gasteracantha. Aku
biasa dipanggil Gasta. Sebagai seekor Laba-laba punggung duri aku sangat bangga
dengan punggung bercorakku. Aku juga memiliki duri yang paling tidak berjumlah
delapan duri, dua di antaranya yang terletak di punggung samping kiri dan kanan
punggungnya berukuran lebih besar. Warna duri-durinya merah kecoklatan.
Sedangkan punggungnya sendiri kuning muda dengan garis-garis penyeling berwarna
kehitaman. Dengan motif itu aku sangat percaya diri jika kerajaan Animalia
mengadakan kontes kecantikan corak, meskipun aku seorang jantan. Dengan
dominasi dengan warna dasar kehitaman ditambah dengan bintik-bintik putih yang
melingkar, termasuk kaki-kaki.
Membuat laba laba betina seperti
Tera, dia laba laba punggung duri juga. Tera pasti tertarik padaku. Aku dan
Tera bukan laba laba pribumi. Ayahku keturunan California dan ibuku keturunan
Florida. Sedangkan Tera, orang tuanya berasal dari belahan bumi lainnya,
Australia. Nenek moyang kami berasal dari negara beriklim subtropis seperti di
bagian selatan Amerika Serikat dari California ke Florida, serta di Amerika
Tengah, Jamaika, Kuba, Republik Dominika, Amerika Selatan dan pulau-pulau
tertentu di Bahama. Ini juga telah terlihat di Kepulauan Whitsunday, Australia
dan Palawan, Filipina. Tapi kini keturunannya sudah tersebar di berbagai
belahan dunia, termasuk Indonesia. Kami sudah bisa beradaptasi dengan berbagai
musim di dunia.
Saat itu aku mengejar serangga kecil yang terperangkap
dalam jaring laba labaku. Karena tubuhku yang kecil aku tak terlalu kuat untuk
segera berlari menangkapnya. Ia sudah lari terlebih dahulu. Karena tubuhku yang
sudah sangat lapar aku terus mengejarnya. Dengan sisa sisa tenagaku aku
memanjat ranting melewati daun daunan. Dan ups.... targetku sudah masuk ke
jaring lagi... arghh.. aku sangat kecewa. Keronconganku berbuah percuma. Wahh..
tapi ternyata ada permata didepan sana. Sumpah, coraknya sangat indah.. aku
bisa merasakannya.
Dengan penglihatan yang tidak begitu baik, tidak
dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang. Untuk
menandai kehadiran rangsangan aku mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring
suteranya maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya. Aku tertarik
padanya, semua rasa laparku hilang seketika. Berganti dengan cinta.
Pada saat yang tak ditentukan aku
dan Tera menjadi sepasang Jantan dan Betina. Aku sangat menyanginya. Kita
banyak menghabiskan waktu bersama. Aku kini sudah mempunyai jaring sendiri
tempat hidupku bersama Tera. Saat yang aku takutkan tiba, mimpi buruk itu akan
segera tercipta. Spesies laba-laba tidak bisa berumur lama. Bahkan, jangka
hidupnya hanya berlangsung sampai reproduksi, yang biasanya terjadi musim semi
mengikuti musim dingin saat mereka menetas. Disebutkan betina akan mati setelah
memproduksi massa telur, dan pejantan enam hari setelah siklus lengkap induksi
sperma betina.
Saat ini adalah musim kawin tak
terkecuali aku dan Tera. Dia sedang mengandung anakku. Beberapa saat kemudian
telur itu keluar dari bagian belakang tubuhnya. Kulitnya berubah pucat. Lalu
dia menatapku terakhir kali. Dan saat ini kutahu nyawanya tak ada lagi. Aku
sedih melepas kepergiannya. Harapanku satu satunya adalah laba laba kecil ini.
Aku akan bertahan hidup setidaknya hanya sampai enam hari kedepan. Aku akan
melatihnya menjadi mandiri melakukan segalanya sendiri.. sampai suatu saat aku
akan terbang menuju keabadian dan bahagia bersama Tera, 6 hari lagi aku akan
mati.
##################################################################
No comments:
Post a Comment